Sungguh menarik!
DIGIDO-Acara Bincang buku yang diselenggarakan pada tanggal 22 Mei 2025 ini akan mengundang dua pembicara yang menjalani masing-masing hidupnya dengan fokus dan tulus.
Ngakan Ngurah Mahendrajaya, setelah ditahbiskan melalui upacara Abhiseka menjadi Pandita Hindu dan dilahirkan kembali (Dwijati) sebagai Shree Bhagavan Visvakarma. Beliau, sebelum ini adalah seorang arsitektur yang selama 25 tahun bekerja dengan consultant Jepang di bidang high rise buildings.
Beliau juga seorang pemerhati dan kolektor naskah Lontar. Pada acara ini beliau akan menjadi pembicara dengan tema bahasan ‘Daun Lontar dan Sejarah Peradaban Literatur’.
Pembicara yang lain adalah Jozep Edyanto, seorang pelaku buku nasional yang selama 35 tahun telah malang melintang di dunia buku. Terakhir, setelah terlibat di berbagai penerbit buku di Indonesia, sejak tahun 2000 mengembangkan sendiri usaha penerbitan melalui bendera Penerbit Graha Ilmu dan juga mengembangkan platform perpustakaan digital.
Pada acara ini, beliau akan membahas tentang Buku Digital sebuah Keniscayaan’. Buku Digital yang akan dibahas tidak hanya buku digital sebagai produk, tetapi juga aspek-aspek lain misalnya aspek proses buku digital, peluang, dan sebagainya.
Perbincangan tentang buku digital selama ini memang sudah banyak diusung sebagai tema, mulai diskusi-diskusi kecil informal sampai pada forum-forum seminar. Namun, tema Bincang Buku yang diselenggarakan oleh Graha Ilmu dan Calibri Media kali ini sangat menarik. Tiada lain karena dibahas oleh dua narasumber yang memiliki latar belakang yang berbeda. Pandita Wiswakarma seorang pandita dengan kedalaman makna hidupnya dan Jozep Edyanto sebagai pelaku buku selama 35 tahun. Dua-duanya telah pada tataran pelaku berpengalaman di bidangnya masing-masing. Tentunya materi yang akan disampaikan mereka berdua, layak diperhatikan. Materi yang diperbincangkan tidak hanya membahas buku digital dari perspektif industri, tetapi juga kita diajak untuk menoleh kepada Sejarah peradaban literatur itu sendiri.
Artinya, kali ini kita diajak untuk lebih BIJAKSANA untuk menyikapi keniscayaan dalam perkembangan dunia buku.